Pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mendengar kalimat itu rasanya kok agak
berlebihan. Pemimpin pembelajaran ? Benarkah ? Apakah saya adalah seorang
pemimpin pembelajaran ?
Kalau dipikir
ulang rasanya memang benar. Saya adalah seorang pemimpin pembelajaran. Dimana ?
di kelas yang saya ampu tentunya. Ya. Benar. Saya adalah seorang pemimpin
pembelajaran pada kelas yang saya ampu. Kalau begitu apakah selama ini saya
telah mengambil keputusan yang tepat ? Apakah selama ini saya telah
mengakomodir semua kepentingan dalam menetapkan suatu hal atau sikap ? Apa
dasar pertimbangan yang saya gunakan selama ini ?
Ya, saya
merasa keputusan yang saya ambil sudah tepat. Tapi sepertinya saya belum mengakomodir
semua kepentingan, atau lebih tepatnya saya belum mampu untuk itu. Jika ada
Peraturan dari Kemdikbud, Surat Edaran dari Dinas P dan K atau dari Yayasan ,
atau dari instusi yang lebih tinggi, saya akan menggunakan itu semua sebagai
dasar untuk menetapkan suatu sikap atau suatu hal. Jika tidak ada, biasanya
saya akan mementingkan kepentingan lembaga terlebih dahulu daripada kepentingan
guru atau kepentingan individu. Begitu yang saya lakukan selama ini.
Lalu
apakah kemudian sikap atau hal yang sudah saya ambil dapat memuaskan semua
pihak ? Pernahkah mendapat respon negatif atau komplain dari orang lain ?
bagaimana rasanya ? Tentu saja saya tidak bisa memuaskan semua pihak. Dan ya
...pernah saya mendapat komplain dari orang lain. Tentu saja rasanya sangat
tidak nyaman. Bahkan seringkali membuat tidur saya tak nyenyak.
Bersyukur
akhirnya Program Guru Penggerak membuat saya mengetahui materi tentang
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Ternyata untuk mengambil
keputusan yang tepat memang harus memenuhi beberapa tahapan yaitu 4 paradigma, 3 Prinsip dan 9 langkah. Apalagi jika kita berada pada
sebuah kondisi atau situasi yang membuat kita harus menentukan salah satu
diantara dua pilihan yang sama-sama benar secara moral namun sejatinya saling
bertentangan. Kondisi seperti itu kemudian disebut sebagai “ Dilema Etika” yaitu
kondisi benar vs benar. Atau benar vs
salah, sebuah kondisi yang sulit namun sudah jelas bertentangan yang kemudian
disebut sebagai “Bujukan Moral”.
Empat Paradigma itu adalah : Individu
lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa
kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term). Tiga Prinsip yang dimaksud adalah Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Sedangkan sembilan langkah yang dimaksud adalah apa nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam kasus yang dihadapi, Siapa yang terlibat dalam kasus yang dihadapi, Fakta-fakta apa yang
relevan dalam kasus yang dihadapi, Melakukan pengujian benar salah pada kasus
yang dihadapi ( Uji Legal, Uji Regulasi, Uji Intuisi, Uji Halaman depan koran
dan Uji Panutan/idola), melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi, buat
keputusan, melihat kembali keputusan dan refleksikan.
Setelah mengetahui materi tersebut,
kemudian saya diarahkan untuk praktek menganalisis beberapa kasus. Alhamdulillah saya lebih memahami Tahapan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Tapi itu adalah kasus pada
LMS (Learning Management System), kasus tersebut adalah kasus orang lain yang
mungkin saja adalah bukan kasus nyata atau hanya kasus rekaan semata. Bagaimana
dengan kasus yang saya hadapi sehari-hari terutama di lembaga asal saya ?
Sepertinya saya harus mempraktekkan
materi yang telah saya dapatkan dalam modul 3.1 ini dengan teman-teman di
lembaga saya. Bagaimana caranya ? Hal yang menurut saya paling mungkin
saya lakukan saat ini untuk mentransfer pengetahuan yang saya dapatkan dari
Program Guru Penggerak ini adalah menceritakan apa yang saya alami. Modul apa
yang sedang saya pelajari sekarang, bagaimana tugas-tugasnya dan melibatkan
teman-teman satu lembaga untuk membuat komunitas praktisi. Kadang juga saya
melibatkan mereka jika ada tugas yang mengharuskan untuk mengikutsertakan
kepala lembaga atau teman sejawat.
Dalam lingkup yang lebih luas,
Alhamdulillah dari IGTKI/PGRI Kabupaten Cilacap dalam rangka Hari Ulang
tahunnya yang ke-71 pada tanggal 23 Mei 2021 berencana akan mensosialisasikan
Program Guru Penggerak Angkatan 1 kepada seluruh Guru TK yang berada di
kabupaten Cilacap. Dimulai dengan Pertemuan Koordinasi Awal pada hari Jum’at 9
April 2021 yang dihadiri oleh seluruh CGP Angkatan 1 jenjang TK sekabuten
Cilacap yang berjumlah 9 orang, Ketua IGTKI Kabupaten Cilacap beserta dua orang
pengurus harian, Pengawas Cilacap Tengah dan Koordinator Pengawas TK Dinas P dan
K Kabupaten Cilacap.
Lalu apa langkah-langkah awal yang
akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin
pembelajaran ? yang pertama; saya harus memahami dengan lebih baik lagi tentang
materi ini. Setelah itu setiap kasus yang yang saya temui saya akan coba untuk
menerapkan langkah-langkahnya. Paradigma dan prinsip apa yang sesuai dengan
kasus yang saya hadapi dan mempraktekkan sembilan langkah pengujiannya.
Sebenarnya kapan waktu yang tepat
untuk memulai menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran ? Sudah saya mulai sejak hari Jum’at, 9 April 2021. Ya saat saya
harus berangkat pada Pertemuan koordinasi awal dalam rangka Soaialisasi Program
Guru Penggerak Angkatan 1 kepada seluruh Guru TK yang berada di kabupaten
Cilacap.
Bisakah hal ini saya lakukan
sendirian ? Sepertinya tidak. Saya butuh teman untuk mendampingi saya dalam
menjalankan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
Seseorang yang akan menjadi teman diskusi saya untuk menentukan apakah
langkah-langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif. Ya. Saya sudah mendapatkan
teman itu. Teman itu adalah seorang rekan sejawat, seorang guru muda yang mudah
menerima pembaharuan, semangat untuk melakukan perubahan dan semangat dalam
mengahadapi setiap kemungkinan yang beresiko.
Semoga ke depan setelah melaksanakan rencana yang sudah saya buat, saya akan semakin paham dengan materi Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.